Arsip Artikel Hikmah
Puasa Ramadhan sebagai Media Riyadhatun Nafs
Oleh: Eko Apriandi (Hakim Pengadilan Agama Kuala Pembuang)
Ketaatan Akal dan Keangkuhan Nafsu
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang mempunyai kesempurnaan (ahsana taqwim) dibandingkan dengan makhluk yang lain. Letak kesempurnaan manusia terdapat pada kelengkapan akal sekaligus nafsunya. Malaikat dititahkan dengan kelengkapan akal tanpa adanya nafsu, sedangkan hewan diciptakan hanya dengan nafsu saja tanpa mempunyai akal.
Dengan perangkat akalnya, manusia dibekali sang Pencipta untuk dapat berfikir dalam membedakan perkara yang haq dan yang bathil serta mampu mengambil keputusan dengan pertimbangan nuraninya. Adapun melalui kelengkapan nafsunya, manusia mempunyai daya motivasi kehendak dalam berkreasi dan semangat untuk menggapai cita-citanya.
Diriwayatkan di dalam Kitab Durratun Naasihiin karya Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyi, bahwa setelah Allah SWT menciptakan akal dan nafsu yang akan diletakkan dalam diri Nabi Adam AS, terlebih dahulu Allah SWT menguji akal dan nafsu untuk menaklukkan keduanya dan mendengarkan pengakuan keduanya bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang menciptakannya.